Jeritan penderitaan, tangis pilu kedukaan, keluhan serba kekurangan
atau rengkuhan keindahan dan senyuman kebahagiaan yg kita inginkan untuk
menghias negeri ini ? dan bilakah saatnya kita memilih ???
Kita adalah waktu, yang setiap detiknya adalah kehilangan. Kecuali
yang menanam biji kebaikan, setiap kehilangan menciptakan pohon masa
depan. Waktu berlalu bagai kilat, masa
lalu adalah masa silam , yang mendatang harus kita jemput. Maka dari itu
kemarin dan hari esok di tentukan hari ini.
Setiap manusia, setiap kita, dan setiap umat memiliki kecenderungan
untuk meraih sebuah kemenangan. Dan kemenangan itulah merupakan suatu
agenda besar yang dimiliki oleh umat.
Upaya dalam meraih kemenangan itu hendaknya dilakukan dengan terus
menerus dan tidak boleh berhenti meski telah memperolehnya. Dalam meraih
sebuah kemenangan tersebut hendaknya setiap orang melakukan perubahan.
Perubahan yang dikehendaki, bukan sekedar merubah nama atau bentuk
lahir suatu masyarakat, namun merubah suatu realita baru termasuk di
dalamnya prinsip-prinsip pemikiran, moral, hukum, budaya, yang mencakup
seluruh dimensi kehidupan manusia. Perubahan yang kita cita-citakan dan
idamkan bersama haruslah diraih secara bersama-sama dan dengan semangat
yang sama pula. kita menyebutnya dengan akselerasi masyarakat
substantif.
Perubahan yang diinginkan bersama adalah perubahan yang komprehensif
dan substantif, meliputi seluruh bidang kehidupan dan sisi normatif bagi
seluruh umat. Bukan sekedar perubahan yang sifatnya parsial dan hanya
menjadi solusi sesaat, yang pada akhirnya akan kembali melahirkan
masalah-masalah baru. Untuk itulah sangat dibutuhkannya peran pemuda
yang bersungguh-sungguh dalam melakukan perubahan.
Dalam perspektif negara Indonesia, para foundhing fathers telah
menetapkan, bahwa perubahan yang harus terjadi adalah terwujudnya
kemerdekaan, kebersamaan, ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kedaulatan rakyat, dan yang terakhir
adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana
termaktub dalam konstitusi negara kita. Sebuah cita-cita besar dari
sebuah perubahan.
Perubahan dimulai dari kelompok-kelompok kecil yang kreatif, atau
meminjam bahasa Arnold Toynbee dengan istilah creative minority.
Kelompok-kelompok kecil (minoritas), mungkin bisa berbentuk forum-forum
diskusi, dari situlah konsep-konsep gerakan untuk perubahan itu digodok
dengan matang.
Kalau di Luwu sudah adakah perubahan dilakukan oleh Cakka??? Au Ah Gelap??? Mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar