BELOPA MY CITY MY HOME I LOVE FULL
zwani.com myspace graphic comments

Selasa, 04 Agustus 2009

DOA GADIS KECIL

Beberapa bulan lagi usianya genap tujuh tahun. Saat ini ia telah duduk di
kelas 2 Sekolah Dasar (SD). Suatu ketika perhatiannya tertarik pada sebuah
kotak yang sangat indah yang dibawa ayahnya sekembali dari bekerja. Perlahan
dihampirinya sang ayah dan berkata perlahan seakan berbisik :

Yah, kotak apa itu ? ayah singgah di mall ?

Kotak berisi cincin untuk bunda… sahut ayah menjelaskan seraya
memperlihatkan sebuah cincin mungil bertahtakan berlian bergemerlap bagai
bintang yang sedang berkedip.

Aku ingin kotaknya saja ‘yah… boleh? Pintanya sambil mengamati benda yang
masih bertengger di telapak tangan ayah. Sebuah kotak mungil yang sangat
lucu berwarna biru.

Untuk apa sayang ? Sergap ayah sambil memicingkan mata.. pandangannya seakan
menyelidik sesuatu yang sangat rahasia di dalam benak putri yang dikasihinya
itu.
“Aku ingin menyimpan sesuatu yang lebih berharga” ke dalam kotak itu. Sahut
si gadis kecil serius.

Sang ayah dengan bijak mengeluarkan cincin tersebut dan menyerahkan kotak
kosong itu kepada putri kesayangannya dengan tatapan yang masih penuh tanda
tanya.
Karena kelelahan setelah seharian bekerja… ayah tidak tertarik lagi untuk
menelusuri kejelasan kalimat “sesuatu yang berharga” yang baru saja
diucapkan oleh putrinya.

Selang beberapa minggu……

…… sambil berlari-lari kecil, gadis mungil itu mengejar ayahnya yang sedang
melangkah menuju ruang shalat. Suara tarhim mulai terdengar mendayu dayu
dari mesjid yang terletak tidak seberapa jauh dari tempat tinggal mereka.
Tarhim adalah isyarat bahwa azan magrib akan segera dikumandangkan. Secara
rutin setiap waktu magrib, isya dan subuh ayah memimpin shalat dalam
keluarga.

Ayah… suara gadis itu merdu… sang ayah sejenak menghentikan langkah untuk
memasuki ruangan shalat.. dengan penuh tanda tanya ditungguinya langkah
gadis kecil itu menghampirinya. Melihat gelagat seperti ini pasti ada
sesuatu yang luar biasa, demikian pikir ayah sekilas.

Ada apa sayang? tanya ayah penasaran sambil mengernyitkan kedua alisnya
disertai senyum datar yang kurang menarik perhatian gadis kecilnya.

Si gadis lalu berusaha mendekatkan mulutnya ke telinga ayah untuk
membisikkan sesuatu… memahami maksud tersebut ayah membungkukan badan agar
mudah terjangkau si kecil.

Aku mau memberi bingkisan ini untuk hadiah ulang tahun ayah… ucap gadis itu
dengan polos seraya memperlihatkan kotak kecil yang terbungkus rapih
menggunakan sehelai kertas buku tulis bergaris…. Serta merta bibir laki-laki
tua itu terpilin membentuk senyum misterius yang walau agak susah dipahami
gadis kecilnya, tetapi si gadis tetap yakin bahwa dalam senyum itu ada kasih
sayang
yang sangat khas yang sudah dikenalinya selama ini.

Apa isinya sayang? cecar ayah seakan-akan tidak sabaran untuk membuka kotak
tersebut.

Bukalah sekarang yah… pintanya singkat, seakan akan ingin menyelesaikan
persoalan.

Tanpa menunggu lama-lama kotak itu dibuka perlahan dan sangat hati-hati..
wow! Kotak kosong… Seru ayahnya seraya meledakkan tertawa bahagia yang tidak
jelas asal usulnya.

Sst… tukas gadis kecil itu seraya menempelkan jari telunjuk ke permukaan
bibirnya sendiri… “Dalam kotak itu ada doa ‘yah..” urainya seakan
menggurui…. “Ayah pernah berkata bahwa doa adalah perhiasan yang sangat
mahal…. karena dengan doa segala sesuatu bisa menjadi lebih berharga. Di
dalam kotak itu tersimpan doaku untuk bingkisan hari ulang tahun ayah.”

Astaghfirullah al ‘adzhiem.. masya Allah.. Ya Allah… gumam laki-laki
setengah baya itu terjerembab dalam perasaan penuh pesona. Kedua bibirnya
seketika terkatup rapat-rapat seakan menahan sesuatu yang ingin meledak dari
dalam perasaannya. Secara samar dia merasakan seolah dirinya sedang
berhadapan dengan segelintir malaikat suci yang dengan anggun berdiri di
hadapannya.

Selamat hari ulang tahun ‘yah… ucap gadis mungil itu seraya mencium tangan
ayah dan menuntunnya ke ruang shalat.

Sang ayah mengikuti langkah bidadari kecilnya menuju mihrab tanpa mampu
mengucapkan sepatah kata pun.. Azan maghrib sayup-sayup terdengar dari
kejauhan. Airmata kebahagiaan berderai menggenangi apa yang bisa
digenanginya, seakan turut bersujud ketika beberapa butir meluncur bagai
kristal bening menerpa sujadah saat takbir di ikrarkan ke hadapan Allah.

Allahu Akbar.

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka
dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka[*], dan Kami
tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia
terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. 52:21)

[*] Maksudnya: anak cucu mereka yang beriman itu ditinggikan Allah
derajatnya sebagai derajat bapak mereka, dan dikumpulkan dengan bapak mereka
dalam surga.