BELOPA MY CITY MY HOME I LOVE FULL
zwani.com myspace graphic comments

Jumat, 26 September 2008

MAKNA HIDUP

The unexamined life is not worth living for man”(Socrates, Dialogues – Apology)
Kehidupan yang tak teruji bukan kehidupan yang berharga bagi seseorang”, demikian Plato mengutip kata-kata dari Socrates di dalam bukunya Dialogues dan Apology. Sebenarnya jika seseorang menyelidiki kehidupan secara mendalam, ia akan menemukan bahwa yang dicari oleh jiwa adalah mengetahui makna hidup ini. Para saintis mencarinya di dalam dunia ilmu pengetahuan, para artis di dalam seninya, para filosof mencarinya di dalam filsafat. Apapun minat masing-masing orang tentu berbeda-beda, namun kecenderungan yang sebenarnya adalah sama, yaitu menemukan arti hidup itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa jiwa datang ke dunia ini adalah untuk tujuan ini, untuk menyadari dan memahami makna kehidupan ini.

Baik secara material maupun spiritual setiap jiwa sedang berjuang untuk tujuan ini dengan jalannya masing-masing.

Kita dapat melihat ini pada tingkah laku bayi. Keinginan bayi melihat sesuatu, menyobek-nyobeknya dan melihat ada apa di dalamnya, menunjukkan hasrat jiwa untuk melihat kehidupan, untuk memahami kehidupan. Tentu saja efek dan pengaruh kehidupan di muka bumi ini membuat manusia mabuk. Dan karena mabuk atau lupa diri inilah ia menjadi sedemikian hanyut dengan dirinya sendiri serta kepentingannya sendiri hingga ia tersesat dan lalai dengan watak pembawaannya sendiri. Sebenarnya hasrat manusia yang paling dalam bukan mencari makanan atau kenyamanan. Kecenderungannya yang paling dalam adalah mencari pemahaman atas kehidupan. Seorang anak akan terus-menerus bertanya kepada orang tuanya, ‘Apa ini? Apa itu? Apa maksudnya ini semua?’ Ini menunjukkan adanya keinginan yang terus-menerus untuk mengetahui makna kehidupan, sebuah keinginan yang terus berlaku sepanjang hidup.

Apakah hal ini memiliki pelajaran atau pengajaran kepada kita?

Tentu saja! Hal ini mengajarkan kita tentang suatu prinsip bahwa sumber dan tujuan alam semesta adalah satu dan sama, bahwa Pencipta menciptakan segalanya untuk mengenal ciptaan-Nya. Tetapi bagaimana sang Pencipta melihat dan memahami ciptaan-Nya? Tidak saja di dalam aspek yang paling tinggi dan paling dalam, tetapi juga melalui segala sesuatu, Tuhan sedang terus-menerus memperhatikan dan memahami ciptaan-Nya.

Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS 55 : 29)

Maka bila ada yang bertanya, ‘Apakah seni itu? Apakah seni itu buatan manusia?’ Jawabannya adalah, ‘Ya, seni memang buatan manusia, tetapi juga buatan Tuhan melalui tangan manusia.’ Jika demikian bagaimana mekanisme yang telah dan sedang berlaku di alam semesta?

Sejatinya, alam ini bekerja, akan tetapi bekerja untuk tujuan apa?

Jawabnya : bekerja untuk memahami dirinya sendiri!

Lalu bagaimana mekanisme dunia itu sendiri? hidupkah ia ataukah mati? Sebenarnya, apa pun yang kita sebut hidup maka ia hidup, dan apa pun yang kita pikir ia mati juga sebenarnya tidak mati. Ia juga hidup!

Kita biasa mengatakan ini benda mati dan itu benda hidup! Padahal sebenarnya tidak ada satu pun benda yang mati, semuanya adalah makhluk hidup, hatta sebutir debu.

YANG TERTIDUR DAN YANG TERJAGA

Demikian juga, tidak ada bedanya antara mengambil jalan pintas dengan mengambil jalan yang lebih panjang. Yang satu berkeliling dulu dan yang lain mengambil jalan lurus. Tujuannya sama.

Yang berbeda ketika berada dalam perjalanannya, yang satu berjalan kaki, sementara yang lain naik kendaraan, atau yang satu tersadarkan di dalam perjalanannya, yang lainnya tertidur dan terlena dalam perjalanannya, sehingga ia tidak melihat pemandangan-pemandangan indah selama di perjalanan. Rasulullah saww justru bersabda, “Manusia dalam keadaan tidur dan bila ia mati maka ia baru bangun (tersadarkan)” 1]

Imam Ali as berkata, “Ahlud dunia karakbin yusaru bihim wa hum niyaam”, artinya : Para ahli duniawi itu seperti pengendara yang berja­lan dengan kendaraannya sementara mereka tertidur” 2]

Takdir dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang satu adalah mekanisme yang mengatifkan takdir ini. Bagian yang lain adalah jiwa yang menyadarkan ini. Oleh karena itu mekanisme adalah mesin, sedangkan jiwa yang berada di dalamnya terdapat ahli mesin yang senantiasa sibuk agar mekanisme ini terus bekerja dan menghasilkan apa yang mesti dihasilkan.

Ada banyak metode dan cara yang manusia gunakan untuk mengetahui dan memahami. Dan pikiran merupakan sarana dan alat untuk mencapai tujuan. Sesuai dengan kesiapan alatnya, jiwa mengalami dan mengenal hidup. Kondisi pikiranlah yang memampukan jiwa untuk melihat kehidupan dengan jelas. Pikiran juga bisa diumpamakan sebagai air. Bila air keruh, maka sulit bagi kita untuk bercermin di atas permukaannya. Tetapi bila air itu jernih, maka kita dapat bercermin di atasnya. Sayangnya, manusia senantiasa hanya mengejar nilai-nilai yang bersifat materi, sehingga ia hanyut di dalam kehidupan ini dan kehilangan berbagai manfaat yang sesungguhnya dari hidup ini. Pada zaman sekarang ini manusia mendefinisikan peradaban sebagai kemajuan komersial atau industrial, ia menjadi ideal setiap jiwa. Dan menjadi sulit bagi jiwa untuk mencapai ketenangan untuk menyelesaikan tujuan yang terlahir dari jiwa itu sendiri. Hal ini bukan berarti perkembangan komersial dan industrial itu tidak perlu bagi kehidupan manusia. Tidak sama sekali! Sepanjang ia tidak meruntuhkan atau merintangi tujuan hidup manusia itu sendiri! Namun jika yang dilakukan sebaliknya, meski secara lahiriah ia meraih kemajuan, sebenarnya ia telah menyia-nyiakan hidupnya dan itu berarti hidupnya telah hancur.

Jika di Timur ada takhyul, maka di Barat pun ada. Ada takhayul yang menyebutkan bahwa hewan seperti kuda, kucing, anjing, burung, bisa memberi peringatan kepada seseorang bahwa ia akan jatuh sakit atau meninggal dunia, dan hal-hal lainnya yang serupa, dan terjadi sebagaimana yang diduga atau diramalkan, namun mengapa manusia tetap tidak bisa memahami dan merasakan hidup ini sebagaimana yang dirasakan oleh binatang? Mungkin jawaban sementara yang bisa disampaikan adalah bahwa binatang hidup lebih alamiah ketimbang manusia masa kini. Mereka lebih dekat dengan alam ketimbang manusia yang hanyut dalam kehidupan artifisial. Thomas Browne mengatakan, “Segala sesuatu adalah tiruan, sedangkan alam adalah karya seni Tuhan.” 3]

Jika binatang dapat mengetahui tanda-tanda alam maka selayaknya manusia dapat lebih mengetahuinya. Pengetahuan seperti inilah yang merupakan kepuasan atas hidupnya, bukan semua yang bersifat fisik dan lahiriah. Lalu dimanakah kekayaan manusia? Kekayaannya ada dalam pengetahuannya. Jika kekayaan hanya berada di bank dan tidak di dalam ilmu pengetahuannya, maka berarti ia tidak memilikinya. Ia ada di bank.

Semua yang diminati, apakah itu nilai, titel, kedudukan dan semua bentuk kepemilikan, dimana semua itu? Di luarkah? Tentu saja tidak!

Ini karena semua yang berada di luar hanya dapat diketahui melalui pengetahuan yang berada di dalam. Oleh karenanya semua kepemilikan yang sesungguhnya tidak lain yang berada di dalam. Dan yang berada di dalam itu adalah HATI, karenanya hati mesti dikembangkan, dan harus disesuaikan dengan ritme alam dan titian nadanya yang tepat. Jika ia sesuai dengan ritme alam dan pola-pola nadanya, maka ia akan dapat mencapai tujuannya.

LIMA METODA UNTUK MERASAKAN ILMU KEHIDUPAN

Ada 5 metoda yang berbeda, yang dengan kelima cara tersebut ilmu kehidupan dapat dirasakan. Cara pertama yang banyak kita ketahui dan kaum wanita dalam hal ini melebihi kaum pria, yaitu KESAN. Seringkali jika kita datang ke sebuah rumah atau menemui seseorang, maka yang pertama kali kita dapatkan sebelum berbicara dengan orang tersebut adalah kesan, apakah itu kesan yang menyenangkan atau pun yang tidak menyenangkan. Sebenarnya ini merupakan ilmu atau pengetahuan atas orang tersebut. Kadang-kadang ketika kita melihat seseorang, seolah kita ingin mengatakan, ‘Menjauhlah dariku!’.

Atau terkadang pada saat pertamakali kita bertemu dengan seseorang, tiba-tiba saja kita merasa tertarik padanya tanpa tahu alasannya.

Pikiran kita tidak memahami, namun jiwa kita secara ‘ajaib’ telah lebih dulu tahu. Bukan saja setiap orang mendapatkan kesan dari orang yang ia temui, bahkan jika ia memiliki kepekaan, ia pun dapat merasakan kesan dari surat yang datang dari seorang yang tak dikenal sekalipun. Banyak yang mengatakan bahwa mereka dapat mengatakan watak seseorang dengan ilmu physiognomy 4] atau phrenology 5]. Akan tetapi jika mereka tidak memiliki indera kesan ini di dalam hati mereka, meskipun mereka telah membaca ribuan buku tentang physiognomy atau phrenology, maka mereka tidak akan pernah memperoleh kesan yang sebenarnya.

Jadi indikasi apakah ini? Ini menunjukkan bahwa ilmu yang benar dari awal hingga akhir bukanlah milik dunia material.

Ada cara lain, yaitu cara intuitif. Kemudian, inspirasi, visi dan revelasi atau wahyu. Albert Einstein mengatakan,”Seseorang memulai hidupnya sesaat ia dapat hidup di luar kediriannya” (Wisdom of the Ages)

MALAIKAT PELINDUNG


Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Dia bertanya kepada Tuhan: “Para malaikat disini mengatakan bahawa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana aku bisa hidup disana, bukankah aku begitu kecil dan lemah?” Tuhan menjawab: “Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu.” Sang bayi berdalih: “Tapi disini, di dalam surga, aku bisa bernyanyi dan tertawa. Itu sudah cukup bagiku untuk merasa bahagia.” Tuhan menjawab: “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih bahagia.” Sang bayi bertanya lagi: “Dan bagaimana aku bisa mengerti saat orang-orang berbicara padaku, bukankah aku tidak mengerti bahasa mereka Tuhan?” Tuhan pun menghiburnya: “Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah di antara bahasa yang pernah kamu dengar. Dengan penuh kesabaran serta perhatian, dia akan mengajarkan padamu bagaimana cara berbicara.” Percakapan itu pun berlanjut: “Dan apa yang akan aku lakukan saat ingin berbicara kepada-Mu?” “Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara berdoa.” “Hmm… Tuhan, aku mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yang akan melindungiku?” “Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal tersebut mungkin bisa mengancam keselamatan jiwanya.” “Tapi, aku pasti akan merasa sedih karena tidak melihat-Mu lagi.” “Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sisimu.”


Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang anak bertanya perlahan, “Tuhan, jika aku harus pergi sekarang, maukah Engkau memberitahu nama malaikat itu?” “Hmm…, baiklah. Kamu nanti akan memanggil malaikatmu itu dengan sebutan Ibu.”

Minggu, 21 September 2008

Makna Idul fitri

Setiap hari raya Idul Fitri akan tiba, sering kita melihat di media-media televisi ataupun media radio, mengucapkan selamat hari raya idul fitri, menjadi manusia yang bersih kembali suci seperti bayi...
Idul Fitri = hari kembali suci ???
Jika kita telaah arti dari kata "idul fitri", secara etimonologi/bahasa artinya seharusnya adalah hari kembali berbuka (hari boleh makan dan minum). Dalam konteks haditsnya disebutkan idul fithrun (tidak ada ta' marbuthoh-nya). fithrun yaitu berbuka (mungkin sering kita dengar dana ifthor : dana untuk berbuka puasa).
Kalo diartikan suci harusnya di tulis dengan idul fitrah seperti zakat fitrah (zakat untuk membersihkan diri). Tetapi pada konteks haditsnya tidak di sebutkan kata fitrah tapi dengan lafadz fithrun.
Kemudian para fuqaha dalam menerangkan makna hadits Nabi itu juga menyebutkan bahwa idul fitri artinya hari kembali berbuka artinya hari ketika kita sudah boleh kembali makan dan minum.

mY SCHOLL SMU NEG 1 BELOPA

Buat teman-teman alumni smu neg 1 belopa angkatan 98. selamat hari raya idul fitri 1429 H. and selamat reuni. sorry banget aq ngga bisa balik ke belopa, soalnya aq lagi ada kerjaan pas habis lebaran. aq doain moga kalian pada sukses semua and dont forget me. Thank you so much. god bless you all

ALFRED B. NOBEL

Syeikh Muhammad Abduh, seorang intelektual Muslim asal Mesir, pernah mengungkapkan kesannya setelah berkeliling Eropa bahwa bangsa Eropa adalah bangsa non-Muslim yang mengikuti ajaran Islam, sedang kita adalah bangsa yang memeluk Islam tapi tidak mengikuti ajaran dan spirit Islam yang sejati.

Salah satu dari wujud keislaman orang Eropa tercermin dalam kepribadian seseorang bernama Alfred B. Nobel (1833-1896) seorang insinyur dan ahli kimia berkebangsaan Swedia. Dia adalah seorang inventor jenius yang menemukan dinamit, karet sintetis, sutra artifisial, kulit sintetis, dan lain-lain. Dia pemegang tak kurang dari 350 hak paten di bidang sains. Selain itu Alfred Nobel juga seorang pecinta sastra dan telah menulis sejumlah puisi dan novel. Pada saat meninggalnya dia meninggalkan lebih dari 1.500 buku, dari karya fiksi sampai filsafat.

Sebagai inventor teknologi, tak heran bila dia kaya raya. Akan tetapi kekayaannya yang senilai USD 9 juta itu tidak dihambur-hamburkan atau diwariskan pada anak-anaknya. Sebaliknya justru dia wasiatkan untuk membentuk yayasan pemberi penghargaan kepada “those who, during the preceding year, shall have conferred the greatest benefit on mankind (mereka yang, pada tahun sebelumnya, telah memberikan manfaat terbesar pada kemanusiaan)” tanpa memandang bangsa, ras dan agama.

Penghargaan yang paling bergengsi tersebut diberikan setiap tahun dalam enam bidang yaitu perdamaian, sastra, fisika, kimia, kedokteran dan ekonomi. Apa yang dilakukan oleh Alfred Nobel ini betul-betul sesuai dengan spirit Islam untuk memberi rahmat bagi seluruh alam (Al Anbiya’ ayat 107).

Ironisnya, kita umat Islam yang notabene sebagai penyandang ajaran dan spirit Islam yang bernilai universal justru bersikap sebaliknya. Kalangan kaya Muslim tidak hanya enggan memenuhi standar minimum zakat, infaq dan sadaqah. Lebih dari itu, mereka justru menghambur-hamburkan hartanya untuk memenuhi kepuasan duniawi semata. Tidak cukupkah peringatan dan ancaman Allah bagi mereka yang kikir dan tamak seperti yang tersebut dalam Qur’an Surat Ali Imron 180, At Taubah 22, Al Lail 8, dan Surat Muhammad 38?

Adakah yang salah dengan keislaman umat Islam, sehingga “rahmat” itu tidak dirasakan bukan hanya oleh orang non-Muslim tapi juga oleh umat Islam sendiri yang membutuhkan? Mengapa kita hanya bisa memimpikan Albert Nobel-albert nobel Muslim tanpa dapat melihatnya dalam kenyataan?

Manusia, baik itu Muslim atau bukan, pada dasarnya merupakan makhluk yang paling mencintai dirinya sendiri (selfish) (QS 17:83). Sikap anti sosial ini semakin berkurang seiring dengan semakin tingginya pendidikan, karena pendidikan menciptakan visi (hikmah) yang akan membuatnya menjadi semakin civilized. Umat Islam, baik yang mampu atau yang miskin, umumnya terbelakang atau tidak maksimum pendidikannya.

Lemahnya pendidikan inilah salah satu problema lemahnya umat Islam dalam menangkap spirit dan semangat Quran. Betapa pentingnya pendidikan ini sehingga wahyu pertama yang diturunkan Allah pada Nabi-Nya secara eksplisit berkaitan dengan pendidikan (QS 96:1-5). Bangsa Barat sangat mengutamakan pendidikan, sehingga tidak heran merekalah yang lebih dulu menangkap hikmah (visi) spirit Islam. Karena sudah merupakan janji Allah untuk memberikan kemampuan hikmah pada siapa saja yang Ia kehendaki (QS 2:269).

Kamis, 11 September 2008

TUJUH 'KEAJAIBAN" TUBUH KITA

Nggak cuma bumi saja yang punya seven wonders of the world. Tubuh manusia pun ternyata menyimpan banyak hal menakjubkan yang susah dijelaskan dengan logika.

1 The Golden Ratio.

Setiap bagian tubuh manusia ternyata merupakan hitungan matematika. Believe it or not, Fibonacci numbers yang kita jumpai di buku Da Vinci Code, ternyata juga ada di tubuh kita sendiri. Bilangan Phi (1:1,618) adalah angka yang akan kita dapatkan setiap kali kita mengukur setiap inci tubuh kita. Coba deh perhatikan ruas jari tangan kita. Ruas kedua dari ujung berukuran 1,618 kali lebih panjang dari ruas terujung, begitu seterusnya. Rumus phi ini juga kita temui di wajah kita. Panjang hidung kita berbanding 1:1,618 dibanding lebar mulut dari ujung ke ujung. Gigi terdepan dengan gigi di sebelahnya juga berukuran 1,1618 kali lebih besar. Inilah yang disebut dengan The Golden Ratio.

Dr. Stephen Marquardt bahkan telah membuat topeng kecantikan berdasarkan golden ratio ini, dan orang yang mempunyai struktur muka paling mendekati topeng ini adalah cewek yang sudah diakui kecantikannya, seperti Ratu Nefertiti. Tapi wajah kita juga bisa cocok ke dalam topeng golden ratio, kok. Soalnya, setiap kali kita tertawa, maka kita akan semakin mendekati ukuran phi tersebut. Makanya, jangan cemberut!

2 Sidik Lidah

Selain sidik jari, ternyata lidah kita juga mempunyai pattern unik yang tidak dimiliki orang lain. Hmm, jangan-jangan di masa depan kita akan bikin paspor dengan sidik lidah, nih. Hehehe…

3 Hidup dan Mati

Saat kita membaca tulisan ini, sebenarnya sedang ada sekitar 50 ribu sel yang mati di dalam tubuh kita. Tapi, di saat yang sama, lahir pula 50 ribu sel baru yang menggantikannya (kecuali di otak, yang tidak bisa menumbuhkan sel baru). Wow, ternyata tubuh kita aktif banget, ya? Di saat yang sama, untuk mencerna isi kalimat ini, pesan tersebut disampaikan ke otak dengan kecepatan mencapai 250 mil per jam!

4 Tempat Tinggal Bakteri

Satu orang manusia mempunyai organisme hidup yang lebih banyak daripada jumlah seluruh manusia di bumi. Soalnya, dalam 1 inci tubuh manusia, ternyata merupakan tempat tinggal bagi kira-kira 32 juta bakteria!

5 Kepanasan atau Kedinginan?

Pernah makan makanan panas dan dingin, kan? Seberapa pun panas atau dinginnya makanan tersebut, tapi lidah kita masih bisa menerimanya, tuh. Hal ini disebabkan karena mulut kita menyesuaikan suhu makanan tersebut menjadi suhu normal, sehingga akhirnya bisa kita telan. Maksudnya, si mulut akan mendinginkan si makanan panas, dan menghangatkan si makanan dingin. Wah, ternyata mulut kita tak ubahnya seperti microwave dan kulkas, nih.

6 Anti Kerriput!

Selain bisa menghilangkan stress, ternyata tertawa juga bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh, lho. Dan, menurut penelitian, anak-anak tertawa sekitar 300 kali setiap harinya, sementara orang dewasa cuma 15-100 kali saja tertawa. Ck ck ck, apa hidup mereka sedemikian beratnya, ya? Hehehe… Dan, nggak heran juga kalau orang dewasa itu jadi cepat terlihat tua. Soalnya, setiap 2000 kali wajah kita berkerut (misalnya karena kesal atau cemberut), maka muncullah segaris keriput. Makanya, jangan malas tertawa!

7 Self-healing

Tubuh kita ternyata tak ubahnya seperti Claire Bennet di serial Heroes yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Soalnya, setiap luka kita pasti akan sembuh, dan tubuh kita mempunyai ”keajaiban” untuk membentuk bagian tubuh yang baru. Misalnya nih, kaki kita terluka dalam karena terantuk batu. Lama-kelamaan, sel-sel di tubuh akan membentuk jaringan daging dan kulit baru untuk menutupi bekas luka tersebut. Namun demikian, ternyata ada satu bagian tubuh yang nggak bisa menyembuhkan dirinya sendiri lho, yaitu gigi. Kalau gigi tetap kita copot, jangan harap akan tumbuh gigi baru.

MAKNA RAMADHAN

Bulan Ramadhan selain bulan yang penuh berkah sebenarnya mempunyai beberapa nama julukan. Nama-nama itu merefleksikan makna keberkahan Ramadhan yang dapat diraih bagi yang menjalaninya dengan benar. Tulisan ini sebenarnya ulasan dari suatu artikel yang saya baca setahun yang lalu di beberapa situs Internet yang menjelaskan nama-nama lain bulan Ramadhan. Tapi, meskipun informasinya sudah beredar lama di masyarakat, tidak ada salahnya juga kan kalau kita mengingat kembali makna dan hikmah nama-nama bulan Ramadhan yang dikenal Umat Islam.

Bagi Umat Islam, pengidentifikasian nama-nama bulan Ramadhan dengan berbagai sinonimnya sebenarnya mengandung maksud. Nama-nama itu diungkapkan dengan singkat dan tepat sebagai “pengingat cepat atau penggugah” dan “keywords” tentang apa yang sebaiknya dilakukan di bulan tersebut. Selain itu, nama-nama bulan Ramadhan juga menyatakan berkah dan maghfirah yang dapat diraih pada kondisi dan suasana paling baik selama satu tahun ke belakang dan ke depan (Ramadhan tahun depan seandainya masih bisa diberi umur).

Demikian banyaknya keutamaan dan peluang untuk berubah di hadapan Allah SWT di bulan Ramadhan ini hingga bulan Ramadhan sering dikiaskan dengan perumpamaan Tamu Agung yang istimewa. Perumpamaan dan keistimewaan itu tidak saja menunjukkan kesakralannya dibandingkan dengan bulan lain. Namun, mengandung suatu pengertian yang lebih nyata pada aspek penting adanya peluang bagi pendidikan manusia secara lahir dan batin untuk meningkatkan kualitas ruhani maupun jasmaninya seoanjang hidupnya.

Karena itu, Bulan Ramadhan dapat disebut sebagai Syahrut Tarbiyah atau Bulan Pendidikan. Penekanan pada kata Pendidikan ini menjadi penting karena pada bulan ini kita dididik langsung oleh Allah SWT. Pendidikan itu meliputi aktivitas yang sebenarnya bersifat umum seperti makan pada waktunya sehingga kesehatan kita terjaga. Atau kita diajarkan oleh supaya bisa mengatur waktu dalam kehidupan kita. Kapan waktu makan, kapan waktu bekerja, kapan waktu istirahat dan kapan waktu ibadah. Jadi, pendidikan itu berhubungan langsung dengan penataan kembali kehidupan kita di segala bidang.

Menata kehidupan sesungguhnya bagian dari proses mawas diri atau introspeksi. Jadi, bulan Ramadhan sesungguhnya bulan terbaik sebagai masa mawas diri yang intensif. Proses mawas diri melibatkan evaluasi diri ke wilayah kedalaman jiwa untuk dinyatakan kembali dalam keseharian sebagai akhlak dan perilaku mulai yang membumi. Tentunya evaluasi ini didasarkan atas pengalaman hidup sebelumnya yaitu pengalaman atas semua peristiwa dan perilaku sebelas bulan sebelumnya sebagai ladang maghfirah yang sudah disemai dan ditanami pohon benih-benih perbuatan. Selain itu, evaluasi juga mencakup taksiran untuk kehidupan di masa depan, baik di dunia maupun di akhirat nanti.

PERTAPA DAN KEPITING

Suatu ketika di sore hari yang sejuk, nampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.
Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai, sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana nampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur,dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret aruslagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.
Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting, engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?”
“Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa mahluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab si pertapa muda.dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.
Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungutsebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.”
“Lihat, Anak muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik,tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik,yakni untuk menolong mahluk lain, tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, bukan?”
Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang paman ajarkan.”

Mempunyai sifat belas kasih, mau memperhatikan dan menolong orang lain
adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita,
orang tua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara
kita salah, seringkali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya
memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak
tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung
beban dan kerugian yang tidak perlu.
Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan
dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya
tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus
membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang
membantu.

Think Positive

Menjadi orang yang berpikir positif Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!" Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya. Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialamai. Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?" Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya." "Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya, memang begitu," kata Jerry, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup." Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan. "Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup." "Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, "Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan." "Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'." Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.